Webinar kolaborasi antar guru BRIDGE school tealah diselenggarakan pada hari Rabu, 21 Juli 2021. Webinar ini digelar oleh SMAN 1 Jepara melalui Zoom konferensi video tepat pada pukul 13.00-15.00 WIB. Kegiatan dibuka M. Elfin Noor selaku moderator webinar,adapun sambutan dan pengantar oleh Kepala SMAN 1 Jepara, Udik Agus Dwi Wahyudi,M.Pd., kegiatan ini mengundang tiga narasumber yaitu Ninok Eyiz Sumianingrum dan Rahma Addiena dari SMA N 1 Jepara dan Ibu Hartati Setiyowati daru SMP N 1 Sragen sebagai narasumber tamu.
Sekolah Ber-GEDSI adalah sekolah yang mencakup kualitas dan kesetaraan gender.Menurut narasumber ada beberapa hal penting tentang bentuk- bentuk ketidakadilan gender, yakni kesadaran mengenai; disabilitas dan inklusi sosial atau Gender Equity; Disability and Social Inclusion. Sesuai dengan tema yang dipilih, kegiatan ini diawali dengan pemaparan agenda PBB untuk perubahan dunia Sustainable Development Goals (SDG) yang mencakup kulaitas pendidikan dan kesetaraan gender.
Para narasumber menyampaikan beberapa hal penting tentang bentuk-bentuk ketidakadilan gender, kesadaran mengenai anak berkebutuhan khusus (ABK) yang penting untuk dimiliki guru, dan inklusi sosial. Sebagai contoh Madrasah Ibtidaiyah NW Tanak Beak Narmada, Lombok Barat, NTB sekolah yang menerima siswa ABK dan memperlakukan dan mengajar mereka seperti layaknya siswa pada umumnya. Sebagai lembaga pendidikan, mereka merasa bertanggungjawab mendidik ABK sebagai anak bangsa, tanpa memandang keadaan fisik mereka. Pada bulan September 2021 MI NW Tanak Beak Narmada terpilih sebagai sekolah mitra Australia Education Partnership of Indonesia (AEPI) untuk menjadi salah satu madrasah inklusif di Indonesia bersama 20 Madrasah lainnya.
Setelah pemaparan materi disampaikan oleh para narasumber, webinar dilanjutkan dengan sharing upaya yang dilakukan sekolah dalam mendidik dan memperlakukan siswa ABK. Dilanjutkan dengan tanya jawab interaktif dengan para peserta webinar, mereka berbagi cerita, pengalaman, dan rasa penasaran mereka terhadap kesetaraan gender dalam menghadapi ABK dan inklusi sosial. Akhir dari kegiatan ini, para peserta diajak untuk foto bersama dan mengisi Padlet.
Akhir cerita dari berita ini, ada hal yang berkesan bagi Ibu Hartati Setyowati, S. Pd., selaku narasumber tamu pada webinar ini. Beliau mengajak untuk foto bersama dan mengisi Padlet, namun sebelum foto narasumber tamu Hartati Setyowati, S.Pd memberikan kutipan ” Marilah kita menjadi Malaikat tanpa sayap untuk memberi kesempatan pada ABK terbang meraih asa”. ABK memiliki kesempatan yang sama dengan anak lainnya, mereka berhak menggapai cita-cita yang mereka impikan bersama bapak-ibu guru yang menuntun dan mendidik ABK. Tebarkan perdamaian dan cinta kasih terhadap sesama tanpa pandang bulu, semoga kita dapat memanusiakan manusia dan menjadi manusia berguna ditengah perkembangan dunia.
Tinggalkan Komentar